

OLEH
:
NAMA : I WAYAN JULIANTARA
NIM :
11.07.01.1312
NO :
10
KELAS : III A (sore)
MP : TANTRA

KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji
syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Panca Yadnya” tepat pada
waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Drs. I WAYAN
BUTUANTARA,M.si, selaku dosen mata kuliah Tantra
di Fakultas Pendidikan Agama dan Seni, Universitas Hindu Indonesia Denpasar.
Adapun
tujuan penulis mengangkat judul ini yaitu, untuk memberikan informasi tentang yuga atau perubahan zaman yang terjadi sampai saat ini.
Selain juga untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Tantra. Besar harapan
penulis, makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Makalah
ini sungguh sangat jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah
ini.
Terima kasih.
Om Shantih, Shantih, Shantih, Om
Denpasar, 6 Januari
2013
Penulis,
Yuga
Dalam ajaran agama Hindu,
Yuga (Dewanagari: युग) atau 1 Mahayuga
adalah suatu siklus perkembangan zaman yang terjadi di muka bumi, yang terbagi
menjadi empat zaman, yaitu Satyayuga atau Kerta Yuga, Tretayuga,
Dwaparayuga,
dan Kaliyuga.
Menurut ajaran Hindu, keempat zaman tersebut membentuk suatu siklus, sama
seperti siklus empat musim.
Siklus tersebut diawali dengan Satyayuga, menuju Kaliyuga.
Setelah Kaliyuga berakhir, dimulailah Satyayuga yang baru. Perubahan zaman dari
Satyayuga (zaman keemasan) menuju Kaliyuga (zaman kegelapan) merupakan
kenyataan bahwa ajaran kebenaran dan kesadaran sebagai umat beragama lambat
laun akan berkurang, seiring bertambahnya umat manusia dan perubahan zaman.
Dimana pada akhirnya manusia akan merasa bahwa di suatu masa yang sudah tua,
ketika bumi renta, ketika kerusakan moral dan pergeseran budaya sudah bertambah
parah, maka sudah saatnya untuk kiamat.
Caturyuga ibarat
Lembu Dharma
Jika diibaratkan seperti Lembu Dharma (simbol
perkembangan moralitas), keempat siklus Yuga (Caturyuga) seperti lembu yang
berdiri dengan empat kakinya, dimana setiap zaman berganti, kaki lembu juga
ikut berkurang satu, simbol moralitas yang berkurang setiap zaman. Zaman Satyayuga
seperti lembu yang berdiri dengan empat kaki, moralitas mantap. Sedangkan zaman
Tretayuga
seperti lembu yang berdiri dengan tiga kaki. Masa Dwaparayuga
dengan dua kaki, dan masa Kali Yuga hanya dengan satu kaki. Pada zaman itu, moralitas
tidak bisa berdiri lagi dengan mantap.
Siklus yang selalu
berputar
Siklus tersebut dimulai dari zaman keemasan
(Satyayuga), dan diakhiri oleh zaman kegelapan (Kaliyuga). Setelah zaman kegelapan berakhir,
dimulailah zaman keemasan yang baru, sama halnya seperti perubahan musim dingin
ke musim semi, dan siklus tersebut berlangsung selama ribuan tahun. Ketika masa
kegelapan berakhir, maka zaman baru akan muncul, dimana manusia-manusia yang
memiliki sifat jahat sudah dibinasakan sebelumnya untuk memulai kehidupan baru
yang lebih damai. Itulah siklus masa dari Satyayuga
menuju Kaliyuga,
dan Kaliyuga
akan kembali kepada Satyayuga. Periode dari Satyayuga menuju Kaliyuga disebut 1
Mahayuga. Setelah Mahayuga berlangsung selama 71 kali, maka tercapailah suatu
periode yang disebut Manwantara. Setelah 14 Manwantara berlangsung, maka dicapailah
suatu periode yang disebut Kalpa. Menurut ajaran Hindu, pada saat periode
tersebut dicapai, maka alam semesta dihancurkan.
Karakter setiap zaman
- Pada masa Satyayuga, kesadaran umat manusia akan Dharma (kebenaran, kebajikan, kejujuran) sangat tinggi. Budaya manusia sangat luhur. Moral manusia tidak rusak. Kebenaran sangat dijunjung tinggi sebagai aturan hidup. Hampir tidak ada kejahatan dan tindakan yang melanggar aturan. Maka dari itu, zaman tersebut disebut juga ‘zaman keemasan’.
- Masa Tretayuga merupakan zaman kerohanian. Sifat-sifat kerohanian sangat jelas tampak. Agama menjadi dasar hidup. Meskipun begitu, orang-orang mulai berbuat dosa dan penjahat-penjahat mulai bermunculan. Pada zaman ini, seseorang yang pandai, memiliki pengetahuan dan wawasan luas, serta ahli filsafat akan sangat dihormati.
- Pada masa Dwaparayuga, manusia mulai bertindak rasional. Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan kebohongan mulai tampak. Yang diutamakan pada zaman ini adalah pelaksanaan ritual. Asalkan mampu melaksanakan upacara, maka seseorang akan dihormati. Akhir zaman Dwapara dimulai ketika Kresna meninggal, setelah itu dunia memulai zaman terakhir, Kali Yuga.
- Zaman terakhir, Kaliyuga, merupakan zaman kehancuran. Banyak manusia mulai melupakan Tuhan. Banyak moral manusia yang rusak parah. Kaum pria banyak berkuasa dan wanita dianggap sebagai objek pemikat nafsu mereka. Banyak siswa berani melawan gurunya. Banyak orang-orang yang mencari nafkah dengan tidak jujur. Dan banyak lagi kepalsuan, kebohongan, kejahatan, dan tindak kekerasan. Pada zaman ini, uang yang paling berkuasa. Hukum dan jabatan mampu dibeli dengan uang.
Sesuai dengan karakter pada
masing-masing zaman, terdapat hal-hal yang diutamakan, yakni:
- Dhyana (bermeditasi, mengheningkan pikiran) pada Satyayuga. Pada masa itu, pelaksanaan meditasi dan memusatkan pikiran kepada Tuhan yang paling diutamakan dan orang yang melaksanakannya akan dipuji-puji dan dihormati.
- Jnyana (belajar, memiliki pengetahuan) pada Tretayuga. Pada masa itu, pengetahuan yang diutamakan dan pendidikan mendapat perhatian penuh pada masa itu. Orang-orang yang pandai dan terpelajar akan diistimewakan dan sangat dihormati pada masa itu.
- Yajnya (mengadakan ritual) pada Dwaparayuga. Pada zaman tersebut, pelaksanaan ritual yang diutamakan. Asalkan seseorang melaksanakan ritual maka ia akan dihormati, tidak peduli kaya atau miskin, baik atau jahat.
- Dana (memiliki uang, memberi kekayaan) pada Kaliyuga. Pada zaman itu, uang dan kekayaan yang paling diuatamakan. Asalkan seseorang memiliki kekayaan, maka ia akan dihormati dan berkuasa. Budi pekerti tidak lagi dihiraukan, malah orang yang pandai akan menjadi bahan ejekan. Pada masa itu, dengan uang seseorang dapat membeli kehormatan.
Menurut perhitungan
tradisional
Dalam Caturyuga, setiap zaman
yang berlangsung memiliki jangka waktu. Menurut salah satu perhitungan
tradisional, masing-masing zaman memiliki jangka waktu yang berbeda, dan bila
digabungkan, akan membentuk suatu periode yang disebut 1 Mahayuga. Secara
singkat dijabarkan seperti di bawah ini:
|
Satyayuga
(1.728.000 tahun)
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
Tretayuga
(1.296.000 tahun)
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mahayuga (4.320.000 tahun)
|
|||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||
|
Dwaparayuga
(864.000 tahun)
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
Kaliyuga
(432.000 tahun)
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||
Jangka waktu tersebut menjadi dasar perhitungan yang terkenal, seperti yang dijabarkan kitab Bhagawadgita yang disusun oleh Om Visnupada A.C.B. Swami Prabhupada. Menurut kitab tersebut, masa Kali Yuga dimulai ±5.000 tahun yang lalu (konon pada saat raja Yudistira naik tahta dan Kresna meninggal, yaitu tahun 3102 SM) dan akan terus berlangsung, kurang lebih selama 432.000 tahun.
Menurut Sri Yukteswar
Sri Yukteswar memiliki
perhitungan lain. Menurut Sri Yukteswar, dalam
bukunya The Holy Science, Satyayuga berlangsung selama 4.800 tahun,
Tretayuga berlangsung selama 3.600 tahun, Dwaparayuga berlangsung selama 2.400
tahun, dan Kaliyuga berlangsung selama 1.200 tahun.
Menurut Sri Yukteswar, Kaliyuga
dimulai pada tahun 499 SM, dan semenjak tahun 1699 M, dunia ini sudah melalui
masa Dwaparayuga kembali. Siklus yang dimaksud oleh Sri Yukteswar adalah siklus
yang mundur ke belakang, bukan kembali ke awal.
Masa 1.200 tahun menurut
perhitungan Sri Yukteswar konon merupakan jangka waktu yang sebenarnya dari
zaman Kaliyuga. Namun masa tersebut bukan tahun biasa seperti tahun di bumi,
melainkan tahun Dewa. Masa 1.200 tahun Dewa sama dengan masa 432.000 tahun di
bumi.
KESIMPULAN
Dalam
ajaran agama Hindu,
Yuga (Dewanagari: युग) atau 1 Mahayuga
adalah suatu siklus perkembangan zaman yang terjadi di muka bumi, yang terbagi
menjadi empat zaman, yaitu Satyayuga atau Kerta Yuga, Tretayuga,
Dwaparayuga,
dan Kaliyuga.
Pada masa Satyayuga,
kesadaran umat manusia akan Dharma
(kebenaran, kebajikan, kejujuran) sangat tinggi. Budaya manusia sangat luhur.
Moral manusia tidak rusak. Masa Tretayuga merupakan zaman kerohanian. Sifat-sifat kerohanian
sangat jelas tampak. Agama menjadi dasar hidup. Meskipun begitu, orang-orang
mulai berbuat dosa dan penjahat-penjahat mulai bermunculan Pada masa Dwaparayuga,
manusia mulai bertindak rasional. Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa
bertambah. Kelicikan dan kebohongan mulai tampak. Zaman terakhir, Kaliyuga,
merupakan zaman kehancuran. Banyak manusia mulai melupakan Tuhan. Banyak moral
manusia yang rusak parah. Kaum pria banyak berkuasa dan wanita dianggap sebagai
objek pemikat nafsu mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Vishnu Purana — translation
Tidak ada komentar:
Posting Komentar