Senin, 22 Juli 2013

DITEKTIF LENGEH




            Halo para pembaca, perkenalkan nama saya LECIR, 22tahun, asal dari bali, saya penulis pemula mungkin kurang mengerti cara membuat sebuah karya tulis yang bagus karena masih banyak yang perlu saya pelajari. Disini saya ingin menceritakan cita-cita saya sejak kecil, sebenarnya saya mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang ditektif kenapa? Karena dulu sewaktu saya masih kecil saya pernah diceritakan atau dinyanyikan tentang dadong dauh yang kehilangan 15butir telurnya, siapa yang mencuri, siapa yang mengambil sampai sekarang umur saya sudah sampai segini belum juga di tangkap, maka dari itu saya ingin menyelidiki pencurinya. Ini adalah kisah dimana waktu itu saya masih kecil dan masih saya ingat sampai sekarang karena kalau di ingat-ingat lumayan menggelitik hati karena kebodohanku dengan teman-temanku. Mungkin kalau kalian dari bali pasti tahu tentang nyanyian itu, tapi yang tidak tahu saya akan menterjemahkannya ke bahasa indonesia.
Nenek barat, punya ayam putih
Sudah bertelur, mungkin ada 15 butir telurnya
Tapi apes, ada yang melihat
Anak kecil-kecil, yang sangat nakal sekali.
Itulah sepenggal lagu yang coba saya terjemahkan, tapi maaf karena tidak menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar karena sulit bagi saya untuk menterjemahkan lagu bali yang dibuat apik oleh tetua kami ke dalam bahasa indonesia, nah dari lagu itulah saya ingin menjadi seorang ditektif dan ingin tahu siapa anak-anak itu yang sangat nakal sampai mencuri telor sang nenek yang membuat nenek sedih. Kami semua mendengar nyanyian itu dari orang tua kami masing-masing untuk menghibur kami ketika sedang suntuk. Pertama-tama saya mencari nenek itu meskipun tak tentu nenek itu nenek siapa tapi saya yakin nenek itu ada dan saya juga mencoba meyakinkan teman-teman saya yang agak sedikit ragu tentang keberadaan nenek tersebut. Disini saya juga mengajak beberapa rekan kerja, ya maklumlah sebuah penyelidikan tidak mungkin saya lakukan sendiri, perkenalkan teman-teman saya, Panji, Nurata, Edi, Wamsa, dan Marta. Kami berenam memang sering bersama bahkan mungkin kayak enam serangkai atau sebuah boy band yang lagi ngetren sekarang atau seperti saudara karena sehari-hari kami memang sering bermain bersama-sama.
            Dalam perburuan mencari sang pencuri kami menggunakan peralatan yang seadanya kaca pembesar yang bertangkaikan ranting pohon kopi dan tas koper yang terbuat dari kaping beras yang kami dapat dari ibuku, ibuku sih sempet bertanya kenapa kalian memerlukan bahan ini dan kami hanya tersenyum saja lalu pergi, memang gak sopan tapi kami tidak mau memberi tahu ibuku karena ingin memberi surprise dan disebut sebagai pahlawan karena sudah menangkap penjahat. Besar harapan kami penyelidikan ini akan berhasil dengan sempurna sehingga membuat kami dan orang tua masing-masing bangga. Setelah siap kami jalan kebarat seperti cerita tong sam cong dengan murid-muridnya, karena yang di ceritakan dalam lagu itu yang mempunyai telur adalah dadong yang mempunyai rumah di sebelah barat. Beberapa saat berjalan kami bertemu dengan seorang nenek yang sedang mencari kayu bakar untuk memasak maklumlah kami ini hidup di desa dan belum memunyai kompor gas, lalu aku bertanya nek,,,,? Apakah nenek yang kehilangan telur 15butir seperti yang diceritakan dalam lagu dadong dauh? lalu si nenek menjawab “bukan nak nenek gak punya ayam jadi gak mungkin mempunyai telur”, jawaban si nenek cukup singkat dan jelas lalu aku dan teman-teman gak bertanya lagi dan meneruskan perjalanan. Disebuah rumah yang berisikan kandang ayam yang cukup besar dan ada ayam-ayam petelor, kami semua tersenyum simpul dan pikiran kami semua sama “pasti ini nenek yang mempunyai ayam yang kehilangan telurnya”, kami mulai menyapa-nyapa dan memanggil-manggil orang dirumah itu, ternyata kosong gak ada yang menyahut mungkin orangnya belum datang dari sawah karena pekerjaan penduduk di desa kami kebanyakan menjadi petani, setelah beberapa lama menunggu datang seorang laki-laki bertubuh tegap tapi sudah agak sedikit tua dan tanpa basa-basi lagi langsung bertanya sedang apa kalian disini? seperti pencuri saja mengawasi rumah saya, lalu aku menjawab dengan sabar dan tenang, begini pak kemarin kami berenam dinyanyikan sebuah lagu oleh orang tua kami tentang seorang nenek yang kehilangan 15butir telurnya. Bapak itu tertawa terbahak-bahak sendirinya kamipun merasa heran kenapa bapak ini malah ketawa, setelah menahan sedikit tawanya lalu bapak itu mempersilahkan kami duduk dibawah sebuah pohon rambutan yang agak rindang dan dibawahnya bersih berisikan tempat duduk dari kayu yang dibuat sendiri oleh bapak itu, bapak itu pergi kedapurnya dan kami duduk sambil cerita dan masih dalam keadaan heran kenapa bapak itu tertawa tadi setelah kita cerita.
            Setelah beberapa lama menunggu lalu si bapak datang membawa minuman dan disuguhkan kepada kami lalu mempersilahkan kami meminumnya, bapak itu duduk didekatku dan berkata pasti kalian semua bingung kenapa bapak tadi tertawa setelah kalian menceritakan tentang apa yang kalian sedang cari, serempak kami berenam menjayab”iya pak.....”, lalu aku bertanya memangnya kenapa bapak tertawa? Begini anak-anak kalian ini masih kecil gak tahu apa yang sedang kalian cari, apa yang sedang kalian selidiki, sebenarnya itu hanya sebuah lagu yang menuturkan kepada kalian, menasehati kalian, dan membimbing kalian agar tidak mengikuti lagu itu karena itu adalah perbuatan yang tercela dan diharamkan oleh agama kita, jangankan mencuri melawan kepada orang tua saja kalian sudah dosa, maka dari itu di ciptakanlah lagu itu oleh tetua kita, lalu Nurata bertanya mengapa dibilang dadong dauh pak? kenapa tidak dadong rerod saja kan jadi lebih mudah untuk mencarinya? Bila digunakan dadong rerod nanti kalian akan menemukan dadong itu dan pasti kalian menanyakan trus dibilang gak ada pastinya kalianakan merasa sangat kecewa karena tahu lagu itu bohong, maka dari itu karena tidak mau membuat kalian kecewa di sebutlah dadong dauh. Tapi apakah setelah kalian memdengar penjelasan dari bapak kalian masih juga merasa kecewa karena telah dibohongi? Tanya sibapak berbalik dan Panji menjawab sedikit kecewa sih pak karena merasa telah dibohong tapi ada perasaan senang juga karena telah mengetahui makna dari lagu tersebut. Nah,,, bila begitu kalian jangan sekali-kali menirukan kelakuan anak-anak yang ada dalam lagu tersebut karena itu adalah perbuatan yang,,,,,,? “DOSA,,,,,,” kami serempak menjawab dengan semangat. Hari sudah mulai sore pulanglah kerumah masing-masing karena pasti orang tua kalian sudah merasa resah karena anaknya belum pulang.
            Dengan sedikit rasa kecewa karena gagal membuat orang tua kami bangga tapi ada perasaan senang dalam hati kami masing-masing karena telah mengetahui nyanyian itu bermafaat buat kita semua, di tengah jalan kami berpisah dan pulang kerumah. Akhirnya aku sampai juga dirumahku, ibu menyuruhku mandi lalu makan setelah itu aku ditanya oleh ibu disana juga ada bapakku yang lagi ngopi, apasih yang kamu lakukan tadi siang sama teman-temanmu? Dengan nada yang halus penuh kasih sayang dan penuh rasa penasaran itu terlihat jelas dari mimik raut wajah ibuku, aku menjawab dengan agak sedikit malu dan senyum senyum dan berkata dalam hati mereka berdua pasti akan tertawa mendengar cerita ku, begini lo buk kemarin kan ibu menyanyikan aku lagu dadong dauh yang kehilangan 15butir telurnya itu lalu aku dan teman-teman merasa penasaran siapa nenek dan siapa yang tega mencuri telur itu, seketika ibu dan bapak ku tertawa seperti yang aku pikirkan, ibu bilang nak,,,nak kamu ini ada-ada saja trus ketemu sama neneknya? Tidak buk kami berenam bertemu dengan bapak-bapak yang mempunyai kandang ayam dan dia menceritakan apa yang sesungguhnya ada atau terjadi dalam lagu itu, sekarang kami sudah mengerti, apa yang kalian mengerti? Kami tidak boleh mencuri karena itu adalah perbuatan yang dosa dan bisa membuat orang sedih. Wih pinternya anak ibu sekarang pergilah tidur ini sudah malam, lalu aku pergi tidur dengan masih senyum-senyum sendiri karena ingat tentang kebodohan ku.
Itulah sedikit tentang kebodohan ku yang sampai saat ini belum juga dapat dirubah, karena rasa ingin tahuku akan sesuatu yang mana bila belum jelas pasti akan aku cari artinya sampai aku merasa puas atas jawaban yang aku terima, dan itulah yang mampu membantuku dalam mencari apa yang sesungguhku cari dalam perjalanan setiap langkah hidupku ini, untuk kalian yang mungkin belum mempunyai tujuan maka ikutilah arus jangan sekali-kali kalian melawan arus karena itu akan menyusahkan perjalananmu, biarlah semua datang dan berlalu seperti angin atau udara yang kalian hirup setiap saat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar