Halo para pembaca, perkenalkan nama
saya LECIR, 22tahun, asal dari bali, saya penulis pemula mungkin kurang
mengerti cara membuat sebuah karya tulis yang bagus karena masih banyak yang
perlu saya pelajari. Disini saya ingin menceritakan cita-cita saya sejak kecil,
sebenarnya saya mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang ditektif kenapa?
Karena dulu sewaktu saya masih kecil saya pernah diceritakan atau dinyanyikan
tentang dadong dauh yang kehilangan 15butir telurnya, siapa yang mencuri, siapa
yang mengambil sampai sekarang umur saya sudah sampai segini belum juga di
tangkap, maka dari itu saya ingin menyelidiki pencurinya. Ini adalah kisah
dimana waktu itu saya masih kecil dan masih saya ingat sampai sekarang karena
kalau di ingat-ingat lumayan menggelitik hati karena kebodohanku dengan
teman-temanku. Mungkin kalau kalian dari bali pasti tahu tentang nyanyian itu,
tapi yang tidak tahu saya akan menterjemahkannya ke bahasa indonesia.
Nenek
barat, punya ayam putih
Sudah
bertelur, mungkin ada 15 butir telurnya
Tapi
apes, ada yang melihat
Anak
kecil-kecil, yang sangat nakal sekali.
Itulah
sepenggal lagu yang coba saya terjemahkan, tapi maaf karena tidak menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar karena sulit bagi saya untuk
menterjemahkan lagu bali yang dibuat apik oleh tetua kami ke dalam bahasa
indonesia, nah dari lagu itulah saya ingin menjadi seorang ditektif dan ingin
tahu siapa anak-anak itu yang sangat nakal sampai mencuri telor sang nenek yang
membuat nenek sedih. Kami semua mendengar nyanyian itu dari orang tua kami
masing-masing untuk menghibur kami ketika sedang suntuk. Pertama-tama saya mencari
nenek itu meskipun tak tentu nenek itu nenek siapa tapi saya yakin nenek itu
ada dan saya juga mencoba meyakinkan teman-teman saya yang agak sedikit ragu
tentang keberadaan nenek tersebut. Disini saya juga mengajak beberapa rekan
kerja, ya maklumlah sebuah penyelidikan tidak mungkin saya lakukan sendiri,
perkenalkan teman-teman saya, Panji, Nurata, Edi, Wamsa, dan Marta. Kami
berenam memang sering bersama bahkan mungkin kayak enam serangkai atau sebuah
boy band yang lagi ngetren sekarang atau seperti saudara karena sehari-hari
kami memang sering bermain bersama-sama.
Dalam perburuan mencari sang pencuri
kami menggunakan peralatan yang seadanya kaca pembesar yang bertangkaikan
ranting pohon kopi dan tas koper yang terbuat dari kaping beras yang kami dapat
dari ibuku, ibuku sih sempet bertanya kenapa kalian memerlukan bahan ini dan
kami hanya tersenyum saja lalu pergi, memang gak sopan tapi kami tidak mau memberi
tahu ibuku karena ingin memberi surprise dan disebut sebagai pahlawan karena
sudah menangkap penjahat. Besar harapan kami penyelidikan ini akan berhasil
dengan sempurna sehingga membuat kami dan orang tua masing-masing bangga.
Setelah siap kami jalan kebarat seperti cerita tong sam cong dengan
murid-muridnya, karena yang di ceritakan dalam lagu itu yang mempunyai telur
adalah dadong yang mempunyai rumah di sebelah barat. Beberapa saat berjalan
kami bertemu dengan seorang nenek yang sedang mencari kayu bakar untuk memasak
maklumlah kami ini hidup di desa dan belum memunyai kompor gas, lalu aku
bertanya nek,,,,? Apakah nenek yang kehilangan telur 15butir seperti yang diceritakan
dalam lagu dadong dauh? lalu si nenek menjawab “bukan nak nenek gak punya ayam
jadi gak mungkin mempunyai telur”, jawaban si nenek cukup singkat dan jelas
lalu aku dan teman-teman gak bertanya lagi dan meneruskan perjalanan. Disebuah
rumah yang berisikan kandang ayam yang cukup besar dan ada ayam-ayam petelor,
kami semua tersenyum simpul dan pikiran kami semua sama “pasti ini nenek yang
mempunyai ayam yang kehilangan telurnya”, kami mulai menyapa-nyapa dan
memanggil-manggil orang dirumah itu, ternyata kosong gak ada yang menyahut
mungkin orangnya belum datang dari sawah karena pekerjaan penduduk di desa kami
kebanyakan menjadi petani, setelah beberapa lama menunggu datang seorang
laki-laki bertubuh tegap tapi sudah agak sedikit tua dan tanpa basa-basi lagi
langsung bertanya sedang apa kalian disini? seperti pencuri saja mengawasi
rumah saya, lalu aku menjawab dengan sabar dan tenang, begini pak kemarin kami
berenam dinyanyikan sebuah lagu oleh orang tua kami tentang seorang nenek yang
kehilangan 15butir telurnya. Bapak itu tertawa terbahak-bahak sendirinya
kamipun merasa heran kenapa bapak ini malah ketawa, setelah menahan sedikit
tawanya lalu bapak itu mempersilahkan kami duduk dibawah sebuah pohon rambutan
yang agak rindang dan dibawahnya bersih berisikan tempat duduk dari kayu yang
dibuat sendiri oleh bapak itu, bapak itu pergi kedapurnya dan kami duduk sambil
cerita dan masih dalam keadaan heran kenapa bapak itu tertawa tadi setelah kita
cerita.
Setelah beberapa lama menunggu lalu
si bapak datang membawa minuman dan disuguhkan kepada kami lalu mempersilahkan
kami meminumnya, bapak itu duduk didekatku dan berkata pasti kalian semua
bingung kenapa bapak tadi tertawa setelah kalian menceritakan tentang apa yang
kalian sedang cari, serempak kami berenam menjayab”iya pak.....”, lalu aku
bertanya memangnya kenapa bapak tertawa? Begini anak-anak kalian ini masih
kecil gak tahu apa yang sedang kalian cari, apa yang sedang kalian selidiki,
sebenarnya itu hanya sebuah lagu yang menuturkan kepada kalian, menasehati kalian,
dan membimbing kalian agar tidak mengikuti lagu itu karena itu adalah perbuatan
yang tercela dan diharamkan oleh agama kita, jangankan mencuri melawan kepada
orang tua saja kalian sudah dosa, maka dari itu di ciptakanlah lagu itu oleh
tetua kita, lalu Nurata bertanya mengapa dibilang dadong dauh pak? kenapa tidak
dadong rerod saja kan jadi lebih mudah untuk mencarinya? Bila digunakan dadong
rerod nanti kalian akan menemukan dadong itu dan pasti kalian menanyakan trus
dibilang gak ada pastinya kalianakan merasa sangat kecewa karena tahu lagu itu
bohong, maka dari itu karena tidak mau membuat kalian kecewa di sebutlah dadong
dauh. Tapi apakah setelah kalian memdengar penjelasan dari bapak kalian masih
juga merasa kecewa karena telah dibohongi? Tanya sibapak berbalik dan Panji
menjawab sedikit kecewa sih pak karena merasa telah dibohong tapi ada perasaan
senang juga karena telah mengetahui makna dari lagu tersebut. Nah,,, bila
begitu kalian jangan sekali-kali menirukan kelakuan anak-anak yang ada dalam
lagu tersebut karena itu adalah perbuatan yang,,,,,,? “DOSA,,,,,,” kami serempak
menjawab dengan semangat. Hari sudah mulai sore pulanglah kerumah masing-masing
karena pasti orang tua kalian sudah merasa resah karena anaknya belum pulang.
Dengan sedikit rasa kecewa karena
gagal membuat orang tua kami bangga tapi ada perasaan senang dalam hati kami
masing-masing karena telah mengetahui nyanyian itu bermafaat buat kita semua,
di tengah jalan kami berpisah dan pulang kerumah. Akhirnya aku sampai juga
dirumahku, ibu menyuruhku mandi lalu makan setelah itu aku ditanya oleh ibu
disana juga ada bapakku yang lagi ngopi, apasih yang kamu lakukan tadi siang
sama teman-temanmu? Dengan nada yang halus penuh kasih sayang dan penuh rasa
penasaran itu terlihat jelas dari mimik raut wajah ibuku, aku menjawab dengan
agak sedikit malu dan senyum senyum dan berkata dalam hati mereka berdua pasti
akan tertawa mendengar cerita ku, begini lo buk kemarin kan ibu menyanyikan aku
lagu dadong dauh yang kehilangan 15butir telurnya itu lalu aku dan teman-teman
merasa penasaran siapa nenek dan siapa yang tega mencuri telur itu, seketika
ibu dan bapak ku tertawa seperti yang aku pikirkan, ibu bilang nak,,,nak kamu
ini ada-ada saja trus ketemu sama neneknya? Tidak buk kami berenam bertemu
dengan bapak-bapak yang mempunyai kandang ayam dan dia menceritakan apa yang
sesungguhnya ada atau terjadi dalam lagu itu, sekarang kami sudah mengerti, apa
yang kalian mengerti? Kami tidak boleh mencuri karena itu adalah perbuatan yang
dosa dan bisa membuat orang sedih. Wih pinternya anak ibu sekarang pergilah
tidur ini sudah malam, lalu aku pergi tidur dengan masih senyum-senyum sendiri
karena ingat tentang kebodohan ku.
Itulah
sedikit tentang kebodohan ku yang sampai saat ini belum juga dapat dirubah,
karena rasa ingin tahuku akan sesuatu yang mana bila belum jelas pasti akan aku
cari artinya sampai aku merasa puas atas jawaban yang aku terima, dan itulah
yang mampu membantuku dalam mencari apa yang sesungguhku cari dalam perjalanan
setiap langkah hidupku ini, untuk kalian yang mungkin belum mempunyai tujuan
maka ikutilah arus jangan sekali-kali kalian melawan arus karena itu akan
menyusahkan perjalananmu, biarlah semua datang dan berlalu seperti angin atau
udara yang kalian hirup setiap saat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar